Pages

Friday, March 15, 2013

60 lantai kehidupan



Suatu hari ada tiga orang karyawan yang ingin bersama-sama masuk kerja. Namu, ketika mereka masuk ke lobby ternyata lift yang ada sedang rusak sedangkan kantor mereka terletak di lantai 60. Mau tidak mau daripada tidak masuk kerja akhirnya mereka memutuskan untuk naik tangga darurat sampai ke lantai 60.

Mulailah bersama-sama mereka menaiki tangga, yang akan amat melelahkan. Bapak A kemudian berkata:" Hey, teman-teman daripada bosan selama menaiki tangga ini, bagaimana kalau saya cerita lucu-lucu?" kedua temannya pun setuju, siapa tahu dengar cerita lucu perjalanan yang melelahkan ini akan tidak terasa.Bapak A lalu mulai bercerita dan memang dia orang yang lucu dan pandai bercerita,kedua teman lainnya pun tertawa terbahak-bahak.

Akhirnya sampailah mereka di lantai 20, Bapak A menyerah "haduh, sudah capek saya cerita dan cerita lucu saya sudah habis, gimana nih? gantian kalian deh.". Bapak B lalu menyahut, "saya gak bisa cerita lucu-lucu, tapi saya bisa bernyanyi, gimana kalau saya bernyanyi saja?" kedua teman lainnya menjawab "OKE lah.."

Bapak B kemudian mulai bernyanyi walaupun suaranya pas-pasan tapi masih bisa diterima oleh telinga. ia pun bernyanyi segala lagu yang ia tahu, mulai lagu cinta, lagu putus cinta, lagu gembira, lagu sedih, lagu kemenangan, lagu kekalahan, dan segala rupa lagu. Perjalanan naik tangga sedikit terhibur.

Sampailah mereka di lantai 40, lagu-lagu Bapak B habis, suara juga sudah serak. Bapak B sambil batuk-batuk berkata "suara saya sudah habis nih, lagu-lagu yang saya tahu juga sudah saya nyanyikan, ayo gantian lagi.."

Bapak C kebingungan, "gimana yah..saya gak bisa cerita lucu dan gak bisa nyanyi..". salah satu temannya menjawab, "apa saja deh yang kamu bisa, sedikit lagi nih sampai ke kantor". Bapak C akhirnya berkata," mmm.. bagaimana kalau saya cerita kisah kehidupan saya?" kedua temannya berpandangan, lalu menjawa" Okelah.. cerita saja!"

Bapak C lalu bercerita tentang kehidupannya mulai dari dia lahir, masa dia kecil, permainan apa yang dia lakukan, dimana ia bersekolah, masa Tk hingga kuliah, pacaran pertama hingga menikah, usaha bisnis yang pernah ia lakukan, dan tak terasa mereka sampai juga lantai 60!!

 "HOREE..!" ketiga bapak ini kesenangan sampai juga mereka di kantor mereka yang masih terkunci. Bapak A meraba-raba kantongnya, "Gawat! kunci kantonya tertinggal di rumah! Bapak B, kamu bawa kunci tidak?". Bapak B dengan wajah polos, “lah.. saya kira kamu bawa jadi saya tidak bawa.” Bapak C juga dengan wajah berdosa, “maaf bapak-bapak saya lupa kunci saya taruh dimana…”. Ketiga bapak itu yang tadinya ceria sekarang saling berpandangan *speechless
========================================================================

Makna dari cerita tersebut bukanlah sebatas humor namun ada makna yg lebih dalam terkandung di dalamnya...

Bapak A dengan cerita lucu-lucunya hingga lantai 20 merupakan gambaran dari kehidupan kita ketika kita lahir hingga berumur 20 tahun, semua terasa ringan, gembira, penuh dengan hal-hal lucu yang terjadi di masa-masa tersebut.

Namun ketika kita beranjak menuju 20 tahun sampai 40 tahun sama seperti nyanyian-nyanyian yang dinyanyikan Bapak B. Kehidupan setelah 20 tahun akan lebih dipenuhi konflik, entah senang maupun sedih. Di masa-masa ini karir, mencari pasangan hidup, pernikahan, keluarga, anak-anak penuh dengan masa-masa gejolak, jatuh bangun, masa-masa bahagia dan susah dan masalah-masalah yang harus dihadapi.  

Ketika berusia 40 tahun ke atas kita mulai beranjak ke lanjut usia, pemikiran-pemikiran lebih matang dan lebih ingin untuk menikmati hidup. Seperti yang digambarkan oleh Bapak C di lantai 40 hingga 60, begitupula di masa-masa menuju lansia orag-orang akan cenderung unutk mengenang masa-masa lalu bercerita atau sharing mengenai masa mudanya, perjalanan hidupnya jaman-jaman masa kecil hingga dewasa.
Begitulah kehidupan yang harus dijalani, ketika saatnya untuk menghadapi gejolak-gejolak hadapilah. Waktu terus berjalan tanpa terasa entah siap ataupun tidak, isilah kehidupan dengan arti dan hal-hal yg baik, tidak ada kata terlambat ataupun harus menunggu hingga kita pensiun baru membuat benih-benih kebajikan. Hingga akhirnya suatu hari kita punya cerita yg bermakna untuk diceritakan kembali.


Tulisan ini bersumber dari cerita Dhamma oleh Bhante Kampai~

1 comment:

Anonymous said...

bener2 nyentuh banget dev,,,,

aku sudah mendaki tangga yang keberapa sekarang...
gak terasa ntar lgi udah ke 29.... :D