Pages

Sunday, March 28, 2010

Smile while you can SMILE


With Smile we spread our happiness for everyone

With smile we make them smile for a second and change his or her mood for a second

With smile we tell me them that "I remember you"

With smile we start to be a friend for a life time

With smile we cheer them up from sadness

With smile we give them HOPE

With smile you forget your burden and hurts

With smile you sure that "I am strong enough"

With smile you keep yourself up

With smile before you sleep " things will be going all right" for that day

With smile you make your face looks younger than your real age


So

Keep smile even though you know you're unhappy today....

Keep smile even though you wanna cry...

Keep smile even though you know can't do it, not because you're stupid or not talented. but you have something more which is your strength...

Keep smile even though people slander you, coz you know you're right...

Keep smile even though they don't like you...

Keep smile even though you look awkward when you smile, u just need practice..

Keep smile for any challenge in your life...

Smile while you can SMILE because it is a gift ^^ but please smile in the right situation.. :D

-Deph-

Saturday, March 20, 2010

Dewasa gak sih?


Gw selalu bertanya-tanya apa sih dewaasa itu? ukuran kedewasaan itu gimana sih? hmm pastinya subjective karena kedewasaan itu susah diukur. Belum liat tes psikologi yg bener-bener diakui n valid ngukur kedewasaan :D..

Jujur, banyak yang bilang gue lambat dewasa alias masi kaya anak-anak :( sebel juga sih dibilang gitu tapi kenyataan emang iya huuuh...
ga tau dari mana mereka ukur gue ga dewasa..

secara wajahkah? baguslah berarti gue masi keliatan muda ;P...
secara tingkah laku? yah mungkin gue terlalu biasa dgn penampilan gue, kurang mature gayanya..

secara pikiran? hmm agak susa krn gue bisa berpikir n ngobrol sama yg lebih muda bukan krn gaya pikir gue sama dgn mereka, tapi gue bisa ngobrol juga kok sama yg lebih tua asal gak terlalu berat bahan obrolannya kadang malah gue rasa gaya pikir gue bisa seimbang dgn orang yg 30 an ..

Menurut gw n dari pengalaman berinteraksi dgn orang-orang, kita bisa liat kedewasaan itu dari:


1. cara bicara - keliatan dari cara bicara kita gak intelek gak sesuai umur~ udah bangkotan ngomongnya masi cengeng ..terus kalo ditanya sesuatu cengengesan, plin plan...

2. egois! siapa sih yang ga pernah egois? hmm kalo orang udah dewasa seharusnya kurangi rasa egois..jangan maksa orang buat nurutin kemauan lu..
kalo orang gak mau ikut lu buat jalan, buat nonton, buat shopping, bantuin lu bikin tugas, bikinin lu makanan-minuman...jangan maksa! (kesannya lagi marah-marah nih gw hehe )
perlu diinget orang lain juga punya kesibukan n urusan sendiri & mungkin lebih penting dari kemauan-kemauan lu. Sebaiknya tanya alasan kenapa sahabat atau temen lu gak mau ikut atau bantuin lu dan cobalah untuk mengerti..
tips :
banyak-banyak empati, put yourself in somebody's shoes.

3. lari dari masalah.
Bisa dibilang kurang tanggung jawab dan cenderung kabur atau menghindar kalo udah gak bisa handle itu masalah. terkadang masalah itu tercipta dari hasil kelakuan kita istilahnya kita yang mencari itu masalah. Misalnya, lu dapet bagian buat tugas kelompok tapi males terus udah hari H semua orang udah tunggu n siap semua, tinggal lu yang cuek-cuek malah lupa lagi kalo ada tugas! (pengalaman pas di kampus), nah jadi masalah kan?
Contoh lain, suami istri ada masalah bukannya cari jalan atau komunikasi baik-baik, malah saling nyalahin dan jelek-jelekin. padahal mungkin masalahnya cuma sepele.
tanggung jawab itu banyak macem tergantung peran apa yang kita punya. tanggung jawab sbg warga negara, sebagai anak, pacar, murid, karyawan , boss, suami, istri n banyak lagi..

tips: tanggung jawab bisa dilatih dari hal-hal kecil. Walopun kita bebas krn secara umur udah gede layaknya orang dewasa n dikasi kebebasan tapi tetep harus tanggung jawab yang berarti harus berani nanggung resiko sendiri. jangan udah ada masalah berat baru lari ke orang tua .. :)(kasian kan orang tua udah tua ditambahin beban lagi).

4. dependen/ gak mandiri (apa-apa gak bisa, apa-apa nanya).

seiring menuju dewasa mendingan pinter-pinter urus diri (hmm gue juga lemah di bagian sini nih hehe...tp sekarang udah lebih mending). makan sendiri, cuci baju sendiri, ya urusan basic gitu deh..heheh...urusan-urusan sepele juga jangan byk mengeluh~ usaha dulu se-maXimum yang lu bisa.
mau jadi mandiri emang agak sulit apalagi soal ambil keputusan. jadi seiring perjalanan menuju kedewasaan, kita harus berani ambil keputusan sendiri dan tau baik n buruk nya atas keputusan kita.

5. Think wise

proses menuju kedewasaan memang tidak mudah. Semakin berumur orang yang menuju dewasa akan berpikir lebih bijak. Bijak secara emosi, bijak secara tindakan dan bijak secara pikiran.

Bijak secara EMOSI berarti bisa mengendalikan emosi kita, gak mudah terpancing sama hal-hal kecil dan kemudian menyakiti hati orang lain terutama orang yang kita sayang.

Bijak secara TINDAKAN, bukan berarti dengan gaya yang gaya orangtua BIJAK hehe...tapi bertindak yang benar dengan perduli dengan kepentingan orang lain dan sayang sama diri sendiri. Misalnya, kita berpikir apa yang bisa kita lakukan buat generasi ke depan dengan hal-hal simpel. Jangan sia-siakan waktu dan masa muda dengan tindakan yang gak berarti.

Bijak secara PIKIRAN, ini gak mudah karena kita harus terus berlatih dan sensitif dengan apa yang terjadi di lingkungan sekitar kita. Melihat apa yang terjadi dan merefleksikan ke diri kita. Saatini berada di titik poin manakah kita? Apa yang ingin kita capai dan bisa kita lakukan? Apa yang bisa kita pelajari dari pengalaman dan apa yang kita lihat? berpikirlah secara positif.


Last but not least, kedewasaan itu bukan sekedar umur tapi dari pola pikir kita~

comments & feedback are welcome.

kalo kepikiran dapet ilham baru update lagi .. :)

cheers!

Sunday, March 14, 2010

Alice in Wonderland: Impression and Messages bring in..



I wouldn't say two thumbs up for this movie, but I really fascinated with the effect and unconsciously impressed with this movie..

still think about this movie, many people said it was standard and the flow was predictable, just like typical children movie...that's what adults think!
I think this movie is good and has something to deliver to us as an adult. We as adult just like grown-up Alice who has forgotten her Wonderland. We forgot our childhood moments and fantasy.

as Alice always mentioned of Six impossible things that she always think before breakfast time, it reminds me how is creativity thinking involve in, that's it! by think that you think is impossible that is where imagination, creativity and innovation come. Maybe Tim Burton do this, thus he always come with imaginative and creative movie! So start to think impossible thing to trigger out creativity brain side from now.

second, another simple message from the Bloody Red Hair queen ..(can't stop laugh if I see her face) honestly, we could say she is ugly, mean and annoying. She is totally different form her sister the "White princess". Doesn't mean the ugly one has bad behavior and we should hate them whereas the beautiful one always kind. That reflects human's perception as we always judge a person from his/her appearance. The gist in the two characters here is it is not about appearance but how you treat people with love and kindness~ Followers follow a person/leader who care for them~

can't imagine I can think very deep about this movie haha :D

Friday, March 5, 2010

Arti kematian


Hampir dua tahun saya di Malaysia, jauh dari rumah dan sepanjang itu pula banyak kejadian terjadi termasuk kematian. Saya belajar banyak tentang makna dan arti kematian dan perasaan ditinggalkan.

Dulu, ketika saya masih berusia remaja ada satu kejadian bagaimana saya mempersepsikan kematian. Ketika kami menunggu guru kami yang akan mengajar pelajaran tersebut tidak kunjung tiba, 1 jam lewat berita duka cita datang mengabarkan bahwa beliau meninggal karena kecelakaan dalam perjalanan. Kami syok! pada saat itu juga kami mengheningkan diri dalam suasana berkabung. Beberapa teman saya melelehkan air mata dan suasana sedih seketika. Apa yang saya lakukan? saya melirik-lirik sana sini melihat teman-teman saya. Teman saya bertanya pada saya ketika jam pelajaran istirahat: "Kamu tidak merasa sedih?" (karena saat itu saya masih tersenyum seolah tidak ada yang terjadi). Saya menjawab: "kenapa mesti sedih? sudah meninggal lalu mau bagaimana?". Saya sadar saya berbicara seolah tidak punya perasaan, tapi itu benar adanya yang ada dalam benak saya, kita menangis pun guru saya tidak akan kembali. Apakah itu salah? apakah saya tidak mengerti arti kematian saat itu? kenapa tidak ada sedikit rasa inging menangis? yahh...mungkin saya tidak mengerti.

Waktu berlanjut, saya beranjak masuk SMU dan kuliah. Di masa- masa ini saya merasakan perasaan sedih karena kematian. Beberapa teman saya ditinggalkan oleh papa atau mama mereka untuk selamanya. Pertama kali, saya tidak tahu bagaimana harus bereaksi tapi saya merasakan perih membayangkan jika itu terjadi pada saya dan sedih bagaimana perasaan dan nasib teman saya yang terbilang masih muda. Saya ingin melakukan sesuatu untuk membantu mereka, yang dapat saya lakukan adalah turut berduka cita dan saya benar-benar berharap pada Tuhan dan Buddha untuk membantu dan memberikan ketabahan buat mereka.
Saya merasa bersyukur atas apa yang saya punya saat itu, saya masih punya orangtua. Pada masa ini saya rajin ke rumah duka jika saya mendengar teman saya kehilangan orang yang dikasihinya ataupun siapa saja yang saya kenal, asalkan rumah duka itu masih bisa terjangkau.

Selanjutnya berita kematian yang saya alami selama di Malaysia, tidak terhitung. Tiga bulan pertama di Malaysia, Ako (tante) saya yang tinggal di Malaysia, Johor Bahru meninggal dunia. Sedih sekali karena setiap kali liburan dan ke Malaysia kami pasti ke tempatnya, dan itulah alasan utama ke Malaysia yaitu untuk mengunjunginya. Karena ia tinggal jauh dari negaranya dan tidak pernah kembali setelah berkeluarga. Dia orang yang baik dan tulus, cerita hidupnya begitu menyentuh. Tante saya itu meninggal pertengahan abad. Cukup ironi ketika mendengar saat-saat terakhir sebelum ia meninggal karena sakit. Tidak akan saya bahas disini, mungkin lain kali. Saya langsung ke Johor sendiri. Pertama saya tidak menangis hanya sedih dan saya baru benar-benar menangis ketika melihat orang lain menangis. Kadang saya bertanya pada diri saya sendiri, kenapa susah buat menangis? apakah hati saya begitu dingin?
Kemudian disusul berita papa sahabat saya yang meninggal, saat itu saya langsung menangis setelah mendengar kabarnya. Sedih karena tidak bisa menemani teman saya. Banyak hal berkecamuk di pikiran saya dan saya tahu itu tidak mudah buat teman saya. Selanjutnya, berita-berita kematian orang-orang yang sudah tua, nenek teman saya, kerabat dan teman orang tua saya.

Di tahun 2010 ini, selajutnya berita kematian guru tersayang saya di waktu SD dan nenek saya.

Jadi, apa yang saya pelajari disini?
Sejak begitu banyak peristiwa kematian saya sempat berpikir: Siapkah jika suatu hari saya ditinggalkan? Apakah saya udah melakukan yang terbaik? setidaknya saya tahu saya harus siap jika hal itu terjadi.

Seringkali saya berpikir bagaimana dan apa yang dilakukan setelah mati? kemana mereka pergi?

Dan sepertinya sekarang ini saya mulai mendapat jawaban setelah saya mencari dan membaca perihal kematian menurut agama Buddha. Hal- hal yang tidak mungkin terjelaskan dan hidup sebagai manusia menjelang kematian tidaklah mudah jika kita tidak ingin tersesat di alam lain.

Maka itu sebagai manusia banyak-banyaklah berbuat baik dan belajar bijaksana dalam menyikapi hidup. Ada sebuah kalimat yang sering kita dengar.. Kebahagiaan, makna hidup bukan diukur dari panjangnya usia tapi dari hal berarti yang telah dilakukan selama hidup..