Pages

Sunday, July 20, 2014

Kotak Nostalgia

Kegiatan berbenah-benah kadangkala menjadi sesuau yang meyenangkan, kebetulan setelah lantai kamar selesai diperbaiki, barang-barang yang diturunkan dari lantai satu harus dibereskan kembali dan diboyong ke ke kamar. Sekalian pula dibersihkan dari debu-debu selama renovasi, satu per satu kotak berisi peninggalan barang lama dibuka dan dilap kembal

Kotak pertama yang membuat saya agak terkejut-kejut ternyata saya pengoleksi komik Crayon Shinchan hampir 20 komik Crayon Shinchan ada di dalam.. ya memang komik-komik tersebut dibeli dengan sadar sepenuhnya :D.. satu-satunya komik yang bisa membuat saya tertawa terbahak-bahak. Kemudian ada satu buah komik Dororonpa, si hantu nakal, 3 buah komik Fear Street by R.L Stine yang sekarang sudah tidak bisa ditemukan lagi di toko buku, kecuali toko buku bekas mungkin, satu buah komik Kungfu Komang, satu buah komik Kuku Nube, tiga buah komik Conan, tiga buah komik Doraemon dan satu buah serial cantik yang saya lupa namanya karena tidak berkesan. Bisa dibilang saya bukan penggemar komik romansa atau pengoleksi komik seperti anak-anak di tahun 90 an dan sampai sekarang. Sejauh yang saya ingat komik yang sering jadi pilihan kalau sedang ingin membeli komik dan mencari hiburan hanya komik seperti Master Q, Doraemon, dan Crayon Shinchan.. beberapa komik mungkin sudah hilang entah dimana dan sekarang saya sedang memikirkan mau dikemanakan komik-komik tersebut sepertinya saya tidak akan membaca ulang komik Shinchan, but who knows I will.. 

Bacaan lainnya yang saya temukan adalah novel fiksi Harry Potter dari seri 2 - 5 versi Indonesia. Sayangnya, buku-buku itu mulai menguning mungkin karena terlalu lama di rak dan di kotak, kemudian seri terkahir Harry Potter yang asli dari dengan teks bahasa Inggris hadiah dari sepupu saya di luar negeri. Ternyata setelah saya amati tipe kertas yang digunakan untuk mencetak buku sangat berpengaruh. Seperti kertas novel Harry Potter versi Indonesia dengan bahan seperti kertas kroan lebih mudah menguning dan rusak, dibandingkan buku Crayon Shinchan yang umurnya lebih tua. Tentunya seiring era, buku-buku novel lainnya seperti seri Hunger Games hingga MockingJay masih tersimpan cukup baik walaupun mulai menderita kekuningan di bagian luar kertas. Seiring usia pula, buku-buku yang say abeli juga seleranya berubah, buku-buku motivasi untuk remaja bertebaran, How to be happy, stay strong, How to make friends, dan judul lainnya yang kurang lebih serupa. Dari judulnya tercermin simbol buku yang dibuat untuk remaja yang rapuh dan labil, yang mana saya akui masa remaja pencarian identitas tidaklah mudah. Buku-buku tersebut dari segi isi sanat bermanfaat yang saya kira panduan bukan hanya untuk remaja tapi prinsip-prinsip di dalamnya memang bisa diterapkan sepanjang hidup. Sudah lama saya tidak membuka buku-buku itu disamping keengganan untuk membaca kembali entah karena mengingatkan masa storm and stress atau saya sudah mengenal diri saya atau periode remaja sudah benar-benar lewat beserta cara pikir yang lebih matang.

Kotak kedua, sebenarny bercampur dengan barang-barang koleksi adik saya. Namun yang membuat saya terkesan adalah diari-diari. Membaca kembali diari sangat menarik, satu atau dua diari saya mungkin sudah hilang enath dimana hingga yang tersisa adalah diari masa SMP hingga SMA yang menurut saya penuh dengan emosi. Jika diiingat kembali diari saya memang pelampiasan emosi dengan penuh tulisan dan saya masih mengingat agak sedikit lega setelah menulis unek-unek dan masalah dalam hati. Mengingat diari pada umumnya rahasia dan setelah diari itu habis kemudian saya meggunting setengah dari halaman diari. Mungkin itu pula adalah simbol melepas masa lalu karena saya tidak menemukan diari lanjutan dan jarang sekali menulis kembali. Namun, ketika membaca kembali selain cerita penuh emosi adapula cerita-cerita lainnya yang membuat saya berpikir "Ok, pasti gw salah tulis di bagian ini!" dan merasa bodoh sebenarnya apa yang menjadi pikiran saya ketika meluapkan perasaan seperti itu. Anyway, ternyata hal-hal yang terjadi di masa lalu benar adanya pelajaran, kesedihan, kebodohan, keluguan dan jika dilihat kembali sebenarnya tidak terlalu serius. 

Kotak ketiga, kembali lagi ke buku-buku pelajaran selama kuliah, belajar bahasa Inggris yang mayoritas dari buku cetakan luar, buku-buku bekas yang berisi, buku-buku novel petualangan, fiksi dan non fiksi yang belum sempat saya baca.