Pages

Sunday, April 4, 2010

Belajar dari kisah anak kecil


Ada cerita bagus neh, mau share n re-post... :)

Seorang anak di China pada 27 Januari 2006 mendapat penghargaan tinggi dari pemerintahnya karena dinyatakan telah melakukan “PERBUATAN LUAR BIASA”. Diantara 9 orang peraih penghargaan itu, ia merupakan satu-satunya kanak-kanak yang terpilih dari 1,4 milyar penduduk China. Yang membuatnya dianggap luar biasa ternyata adalah perhatian dan pengabdian pada ayahnya, senantiasa kerja keras dan pantang menyerah, serta perilaku dan ucapannya yang menimbulkan rasa simpati.

Sejak ia berusia 10 tahun ( tahun 2001 ) anak ini ditinggal pergi oleh ibunya yang sudah tidak tahan lagi hidup bersama suaminya yang sakit keras dan miskin.

Sejak itu Zhang Da, demikian nama anak itu, hidup dengan sang ayah yang tidak bekerja, tidak bisa berjalan dan sakit-sakitan. Ia masih terlalu kecil untuk memikul tanggung jawab yang berat itu, namun ia tetap berjuang.
Ia bersekolah dengan berjalan kaki melewati hutan kecil. Karena tidak sarapan, diperjalanan itu ia makan daun-daun, biji-bijian dan buah-buahan yang ia temui. Kadang ia mencoba memakan sejenis jamur atau rumput, sehingga ia tahu mana yang masih bisa diterima lidahnya dan mana yang tidak. Pulang sekolah, ia bekerja membelah batu-batu besar. Upah sebagai tukang batu digunakan untuk membeli beras dan obat-obatan untuk ayahnya.
Setiap hari ia menggendong ayahnya kekamar mandi, menyeka dan juga memandikan ayahnya. Ia membeli beras dan membuatkan bubur untuk makan ayahnya.

Segala urusan ayahnya lainnya pun ia yang mengerjakannya sendirian. Obat yang mahal dan jauhnya tempat berobat membuat Zhang Da berpikir untuk menemukan cara terbaik untuk mengobati sang ayah. Ia pun belajar tentang obat-obatan melalui sebuah buku bekas yang ia beli. Ia mempelajari bagaimana seorang suster memberikan suntikan. Setelah merasa mampu, ia sendiri yang menyuntik ayahnya.

Ketika acara penganugerahan penghargaan tersebut berlangsung, pembawa acara bertanya apa yang diinginkan Zhang Da ” Apakah uang atau lainnya. Disini ada banyak pejabat, pengusaha, juga ada ratusan juta penonton telivisi, mereka bisa membantu mu!” Namun apa yang dikatakan Zhang Da sungguh mengejutkan siapapun, ia hanya berkata, ” Aku hanya ingin Mama ku kembali!.” (
HIKS..hiks..paling menyentuh di bagian ini)

Kisah di atas bukan saja mengharukan namun juga menimbulkan kekaguman. Seorang anak berusia 10 tahun dapat menjalankan tanggung jawab yang berat selama 5 tahun. Kesulitan hidup telah menempa anak tersebut menjadi sosok anak yang tangguh dan pantang menyerah. Zhang Da boleh dibilang langka karena sangat berbeda dengan anak-anak modern. Saat ini banyak anak yang segala sesuatunya selalu dimudahkan oleh orang tuanya. Karena alasan sayang, orang tua selalu membantu anaknya, meskipun sang anak sudah mampu melakukannya. Ada anak yang sudah sekolah di SD masih disuapi, dan memakai baju pun masih dibantu.


Jadi, apa pesan disini?

Didikan orangtua dan susahnya hidup udah membuat anak menjadi kuat dan tegar ditempa masalah. Seperti bapak n emak gue yang selalu bilang "kamu itu terlalu ho mia hidup" alias hidup kamu itu terlalu beruntung. "Dari kecil-kecil harusnya dilempar tinggal di pulau baru bisa menghargai sesuatu"...
well..well...betul banget!

tapi gue gak pernah dimanjakan oleh bapak n emak gue lohh...kayak mau apa-apa tinggal beli, belanja shopping hura-hura, malas-malasan di rumah pasti langsung ditegor or dimarahin.
liat aja gue bisa ditegur kayak gitu pengen dilempar di pulau haha :D.. gue rasa memang beda orang yang susah hidup dan keenakan hidup. Jadi pengalaman hidup itu ngebikin karakter seseorang.

Alhasil dari hasil didikan emak gue yang cukup keras juga berhasil membuat gue survive buat ngurus diri gue sendiri, belajar untuk menerima sakit hati, dan belajar sabar.
Selalu liat ke bawah dan jangan terus melongak ke atas (bahasa indo gue kacau ni) pada intinya harus puas sama apa yang udah kita milikin. Lalu, satu lagi pepatah yang gue suka "di atas langit masih ada langit" supaya kita gak sombong dan berbuat semena-mena karena merasa kita udah hebat ..

intinya kalau kamu merasakan susahnya hidup disitulah baru kamu menghargai hidup dan otak pun harus kreatif buat menyelesaikan masalah-masalah hidup. Kita harus belajar banyak dari cerita hidup si anak kecil. :)

7 comments:

Mahesa Pandu said...

Kisah menyentuh yang menurut saya benar-benar pantas mendapatkan penghargaan tertinggi. Berapa banyak anak yang akhirnya menjadi bermasalah, baik secara pribadi maupun berdampak pada sosial, ketika dihadapkan pada kesulitan ekonomi ataupun broken home. Itu sebuah bukti bahwa ketika hati-nurani berbicara mampu membuat orang kuat secara fisik ataupun psikis mengalahkan apapun dan tampil sebagai hati nurani yang bersih dan bersahaja...

Posting yang menyentuh...

Deph said...

nice comment :D

stuju. hati nurani yg bersih susah dicari sekarang ini ketika semua orang sudah terikat dgn materi dan keindahan duniawi

thanks

Anonymous said...

jd malu udah tua tp tak mandiri...

Delia said...

keren banget ceritanya dev ..:)
untuk itu ada award buat kamu... silahkan dicheck ke blog ya.....
mudah2an deph sering2 berkomen ria diblogku.. heheheh

mahesapandu said...

Kangen nih dengan deep word nya...

Deph said...

haha lagi blm ada mood buat nge-blog hehehee...
ntar ya kawan-kawan :)

felicity said...

KIsah yang inspiratif.... jadi terpicu agar memiliki semangat buat berjuang dan survive seperti si anak tadi...