Suatu hari ada tiga
orang karyawan yang ingin bersama-sama masuk kerja. Namu, ketika mereka masuk
ke lobby ternyata lift yang ada sedang rusak sedangkan kantor mereka terletak
di lantai 60. Mau tidak mau daripada tidak masuk kerja akhirnya mereka memutuskan
untuk naik tangga darurat sampai ke lantai 60.
Mulailah bersama-sama
mereka menaiki tangga, yang akan amat melelahkan. Bapak A kemudian
berkata:" Hey, teman-teman daripada bosan selama menaiki tangga ini,
bagaimana kalau saya cerita lucu-lucu?" kedua temannya pun setuju, siapa
tahu dengar cerita lucu perjalanan yang melelahkan ini akan tidak terasa.Bapak A lalu mulai bercerita dan memang dia orang yang lucu dan pandai
bercerita,kedua teman lainnya pun tertawa terbahak-bahak.
Akhirnya sampailah
mereka di lantai 20, Bapak A menyerah "haduh, sudah capek saya cerita dan
cerita lucu saya sudah habis, gimana nih? gantian kalian deh.". Bapak B
lalu menyahut, "saya gak bisa cerita lucu-lucu, tapi saya bisa bernyanyi,
gimana kalau saya bernyanyi saja?" kedua teman lainnya menjawab "OKE
lah.."
Bapak B kemudian mulai
bernyanyi walaupun suaranya pas-pasan tapi masih bisa diterima oleh telinga. ia
pun bernyanyi segala lagu yang ia tahu, mulai lagu cinta, lagu putus cinta,
lagu gembira, lagu sedih, lagu kemenangan, lagu kekalahan, dan segala rupa
lagu. Perjalanan naik tangga sedikit terhibur.
Sampailah mereka di
lantai 40, lagu-lagu Bapak B habis, suara juga sudah serak. Bapak B sambil
batuk-batuk berkata "suara saya sudah habis nih, lagu-lagu yang saya tahu
juga sudah saya nyanyikan, ayo gantian lagi.."
Bapak C kebingungan,
"gimana yah..saya gak bisa cerita lucu dan gak bisa nyanyi..". salah
satu temannya menjawab, "apa saja deh yang kamu bisa, sedikit lagi nih
sampai ke kantor". Bapak C akhirnya berkata," mmm.. bagaimana kalau
saya cerita kisah kehidupan saya?" kedua temannya berpandangan, lalu
menjawa" Okelah.. cerita saja!"
Bapak C lalu bercerita
tentang kehidupannya mulai dari dia lahir, masa dia kecil, permainan apa yang
dia lakukan, dimana ia bersekolah, masa Tk hingga kuliah, pacaran pertama
hingga menikah, usaha bisnis yang pernah ia lakukan, dan tak terasa mereka
sampai juga lantai 60!!
"HOREE..!"
ketiga bapak ini kesenangan sampai juga mereka di kantor mereka yang masih
terkunci. Bapak A meraba-raba kantongnya, "Gawat! kunci kantonya
tertinggal di rumah! Bapak B, kamu bawa kunci tidak?". Bapak B dengan
wajah polos, “lah.. saya kira kamu bawa jadi saya tidak bawa.” Bapak C juga
dengan wajah berdosa, “maaf bapak-bapak saya lupa kunci saya taruh dimana…”.
Ketiga bapak itu yang tadinya ceria sekarang saling berpandangan *speechless
========================================================================
Makna dari cerita
tersebut bukanlah sebatas humor namun ada makna yg lebih dalam terkandung di
dalamnya...
Bapak A dengan cerita lucu-lucunya hingga lantai 20 merupakan gambaran dari kehidupan kita ketika kita lahir hingga berumur 20 tahun, semua terasa ringan, gembira, penuh dengan hal-hal lucu yang terjadi di masa-masa tersebut.
Bapak A dengan cerita lucu-lucunya hingga lantai 20 merupakan gambaran dari kehidupan kita ketika kita lahir hingga berumur 20 tahun, semua terasa ringan, gembira, penuh dengan hal-hal lucu yang terjadi di masa-masa tersebut.
Namun ketika kita
beranjak menuju 20 tahun sampai 40 tahun sama seperti nyanyian-nyanyian yang
dinyanyikan Bapak B. Kehidupan setelah 20 tahun akan lebih dipenuhi konflik,
entah senang maupun sedih. Di masa-masa ini karir, mencari pasangan hidup,
pernikahan, keluarga, anak-anak penuh dengan masa-masa gejolak, jatuh bangun,
masa-masa bahagia dan susah dan masalah-masalah yang harus dihadapi.
Ketika berusia 40 tahun
ke atas kita mulai beranjak ke lanjut usia, pemikiran-pemikiran lebih matang
dan lebih ingin untuk menikmati hidup. Seperti yang digambarkan oleh Bapak C di
lantai 40 hingga 60, begitupula di masa-masa menuju lansia orag-orang akan cenderung
unutk mengenang masa-masa lalu bercerita atau sharing mengenai masa mudanya, perjalanan hidupnya jaman-jaman masa
kecil hingga dewasa.
Begitulah kehidupan yang
harus dijalani, ketika saatnya untuk menghadapi gejolak-gejolak hadapilah. Waktu
terus berjalan tanpa terasa entah siap ataupun tidak, isilah kehidupan dengan
arti dan hal-hal yg baik, tidak ada kata terlambat ataupun harus menunggu
hingga kita pensiun baru membuat benih-benih kebajikan. Hingga akhirnya suatu
hari kita punya cerita yg bermakna untuk diceritakan kembali.
Tulisan
ini bersumber dari cerita Dhamma oleh Bhante Kampai~